Sajak_Rindu
Apalah daya dikala diri sedang merindu, bahkan bulan malu-malu
tengah mengintip laranya diriku, semua hambar terasa, apalah penawar diri ini? Harus
berapa kali aku berdusta? Entahlah, duhai…. Betapa nestapa diri ini, betapa
lara hati ini, apalah dayaku yang hanya dapat menatap lembaran kertas nan
lusuh, menatap lamat-lamat tulisan yang semakin layu dimakan massa, duhai……..
apalah diri ini, yang hanya dapat tergugu, terpaku, terdiam, menyepi dalam
kerinduan……….. haruskah aku bercerita kepada angin yang kehadirannya sekedar
menyapa diriku? Lalu pergi dengan membawa cerita rinduku kepada si empunnya
nama? Haruskah? Entahlah, baiknya kerinduan ini kusimpan disini saja, kusimpan
rapi dalam baitan tulisan hitam, kusimpan rapi dalam qalbu bergejolak, namun
bibir membungkam, mata lesuh hanya menatap lara, entah tertuju pada apa dan
siapa, tatapan kosong yang sama sekali tak memiliki arti dan makna, biarkan
rindu ini menjelma menjadi satu kekuatan hati bernama sabar. Mungkin nanti atau
suatu saaat kerinduan akan menjelma menjadi seulas senyuman manis yang akan
menjadi tulisan sejarah hidupku, ya.. mungkin saja,
Komentar
Posting Komentar